Mabes TNI menggelar Sholat Idul Adha 1437 H yang bertepatan tanggal 12 September 2016 bertempat di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, yang dihadiri Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kasum TNI, Irjen TNI, para Asisten Panglima TNI dan para Kabalakpus TNI serta warga kaum muslimin dan muslimat yang bertempat tinggal disekitaran Mabes TNI Cilangkap, Senin (12/9/2016).
Bertindak sebagai Imam Sholat Idul Adha adalah Ustadz Zaini Hasibuan, sedangkan Khotib Sholat Idul Adha K.H. Tengku Zulkarnain, M.A. yang sehari-hari menjabat Wakil Sekretaris Jenderal MUI.
Dalam khotbahnya K.H. Tengku Zulkarnain, M.A. menyampaikan bahwa pada hari ini berjuta-juta umat Islam berbondong-bondong meninggalkan rumah mereka, berjalan dengan penuh perasaan gembira dan haru menuju masjid-masjid dan tanah lapang tempat diselenggarakannya shalat Idul Adha. “Ini adalah wujud syukur kita sebagai umat Islam dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT,” katanya.
Shalat Idul Adha adalah Sunnah Nabi yang masih dipegang teguh oleh segenap umat Islam sampai saat ini. Dimana-mana disegenap penjuru dunia orang begitu bersemangat menghadiri shalat jamaah terbesar dalam Islam, yaitu Idul Adha. Sementara tadi malam dan berturut-turut sampai tanggal 13 Dzulhijjah nanti disegenap penjuru dunia para umat Nabi tidak henti-hentinya mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid, memuji dan mengagungkan Allah SWT, atas segala nikmat yang diberikan-Nya kepada umat-Nya.
Lebih lanjut Khotib K.H. Tengku Zulkarnain menyampaikan, wajiblah kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala karunia rahmat dan segala Allah yang diberikan kepada kita, yang kita tidak bisa hitung berapa besar nikmat Allah yang diberi kepada kita dan Allah tidak minta bayar dengan nikmat-nikmat itu, semua Allah berikan secara gratis.
“Hanya Allah minta kita bersyukur, ambilah seluruh nikmatku kata Allah tetapi pakai untuk bersyukur. Syukur itu ada tiga. Pertama, tahu nikmat itu dari siapa, yaitu dari Allah SWT bukan dari yang lain. Kedua, pujilah dari Sang pemberi nikmat itu dengan ucapan sekurang-kurangnya, Alhamdulillahirabil ‘Alamin. Ketiga, syukur itu adalah mempergunakan suluruh nikmatnya yang diterima dari Allah hanya hal-hal yang Allah suka saja, tidak kepada yang Allah benci, makruh dan tidak yang Allah laknat yaitu hal-hal yang haram,” tegasnya.
Shalat Idul Adha adalah Sunnah Nabi yang masih dipegang teguh oleh segenap umat Islam sampai saat ini. Dimana-mana disegenap penjuru dunia orang begitu bersemangat menghadiri shalat jamaah terbesar dalam Islam, yaitu Idul Adha. Sementara tadi malam dan berturut-turut sampai tanggal 13 Dzulhijjah nanti disegenap penjuru dunia para umat Nabi tidak henti-hentinya mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid, memuji dan mengagungkan Allah SWT, atas segala nikmat yang diberikan-Nya kepada umat-Nya.
Lebih lanjut Khotib K.H. Tengku Zulkarnain menyampaikan, wajiblah kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala karunia rahmat dan segala Allah yang diberikan kepada kita, yang kita tidak bisa hitung berapa besar nikmat Allah yang diberi kepada kita dan Allah tidak minta bayar dengan nikmat-nikmat itu, semua Allah berikan secara gratis.
“Hanya Allah minta kita bersyukur, ambilah seluruh nikmatku kata Allah tetapi pakai untuk bersyukur. Syukur itu ada tiga. Pertama, tahu nikmat itu dari siapa, yaitu dari Allah SWT bukan dari yang lain. Kedua, pujilah dari Sang pemberi nikmat itu dengan ucapan sekurang-kurangnya, Alhamdulillahirabil ‘Alamin. Ketiga, syukur itu adalah mempergunakan suluruh nikmatnya yang diterima dari Allah hanya hal-hal yang Allah suka saja, tidak kepada yang Allah benci, makruh dan tidak yang Allah laknat yaitu hal-hal yang haram,” tegasnya.
K.H. Tengku Zulkarnain juga menyampaikan bahwa, hari ini berapa banyak kaum muslimin yang tidak melaksanakan shalat Idul Adha secara berjamaah, karena negerinya tidak aman. Seperti di Suriah, mereka tidak bisa shalat berjamaah seperti yang kita buat ini, terkoyak-koyak dalam perpecahan saling bunuh sesama mereka, yang lebih celaka lagi mengatasnamakan agama tetapi membunuh sesama kaum muslimin, di Filipina ada pemberontak disana dan menculik kaum muslimin juga, mengatasnamakan perjuangan Islam, belum lagi di negeri-negeri lain yang sedang mendapat bencana banjir dan lain-lain. Sementara kita di Indonesia dengan rasa aman, damai dan tentram.
“Ini ke nikmatan besar yang wajib kita syukuri, jika kita syukuri nikmat ini Allah akan tambahi nikmat-nikmat yang lebih besar, jika kita bersyukur dengan nikmat aman dan damai ini, nanti Allah murka dicabutnya nikmat itu, kita akan hidup kesengsaraan demi kesengsaraan, berpecah belah sebab kita saling bunuh membunuh, padahal permusuhan itu dari Syaitan, persatuan itu dari Allah SWT, imbuhnya.