Kabarberitamiliter.com - Indonesia dalam hal ini Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan para pemimpin Coast Guard tingkat Asia yang dikenal dengan sebutan Heads of Asian Coast Guard Agencies Meeting (HACGAM) ke-12, dibuka oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, di Hotel Fairmont, Jl. Asia Afrika No. 8, Senayan, Jakarta, Rabu (12/10/2015).
Pertemuan ke-12 HACGAM yang diketuai Deputi Kebijakan dan Strategi Bakamla RI Irjen Pol Satria Firdaus Maseo itu akan berlangsung hingga 14 Oktober mendatang.
Hajat tahunan ini diikuti para delegasi pimpinan Coast Guard dari 22 negara, yakni: Bangladesh, Brunei Darussalam, RRT, Hongkong, India, Indonesia, Australia, Filipina, Jepang, Kamboja, Korea, Laos, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Singapura, Sri Langka, Thailand, Vietnam, dan Maldives. Serta dihadiri juga oleh JICA dan ReCAAP sebagai observer.serta 2 badan observer yaitu The Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery against Ships in Asia (ReCAAP) dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Dalam sambutannya Luhut mengemukakan, mencermati perkembangan kondisi lingkungan strategis keamanan maritim kawasan Asia-Pasifik yang bergerak cukup dinamis, maka kerjasama antara negara-negara di tingkat kawasan menjadi sebuah hal yang sangat dibutuhkan agar tercipta kestabilitasan keamanan maritim dan kedamaian di kawasan Asia-Pasifik. “Melalui forum ini, diharapkan mampu meningkatkan komunikasi dan koordinasi sehingga isu-isu keamanan maritim di tingkat regional dapat ditangani secara efektif, efisien, dan sinergis,” katanya, “Oleh sebab itu, diperlukannya peran aktif negara-negara yang tergabung dalam HACGAM agar mampu berkontribusi terhadap peningkatan keamanan maritim regional,” tambah Luhut Panjaitan.
Sementara itu Kepala Badan Keamanan Laut RI (Kabakamla) Laksamana Madya TNI Ari Soedewo, S.E., M.H. menjelaskan, pertemuan ini merupakan momen paling penting untuk saling bertukar pikiran dan pandangan, sebagai ajang menyelaraskan pendapat, serta sebagai forum untuk mencari upaya dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan keamanan dan keselamatan kemaritiman. Ada 4 (empat) pilar yang akan dibahas dalam pertemuan, yaitu preventing and controlling unlawful acts at sea (pencegahan dan penanganan tindak pelanggaran hukum di laut), Search and Rescue (SAR), environmental protection (perlindungan terhadap lingkungan hidup perairan), serta capacity building: human resource development (peningkatan kapasitas sumber daya manusia).
Selain itu, lanjutnya, seiring meningkatnya teknologi dan tren kecenderungan global dimana pergerakan komoditas barang dan manusia dari satu negara ke negara lainnya melaui laut menjadi semakin cepat dan bebas (borderless world), maka laju pembuangan limbah padat, cair maupun gas CO2 dan gas-gas rumah kaca lainnya ke lingkungan laut terus melambung tinggi, sehingga membawa konsekwensinya pencemaran lingkungan semakin bertambah berat.
Dijelaskan pula oleh Ari, saat ini keamanan maritim sudah menjadi sebuah isu internasional. “Banyak kejahatan yang terjadi dan dilakukan di laut, oleh sebab itu sudah menjadi keharusan dan kewajiban kita semua untuk menjaga keamanan maritim baik di negara kita masing-masing maupun keamanan maritim di kawasan,” tegasnya.
Menurut Kabakamla terwujudnya keamanan dan keselamatan di laut merupakan hal mutlak yang harus diwujudkan oleh setiap negara di dunia. Secara universal, katanya, di dunia kegiatan menjaga keamanan dan keselamatan maritim suatu bangsa di laksanakan oleh suatu lembaga sipil yaitu Coast Guard, sehingga pertemuan-pertemuan antar lembaga Coast Guard seperti ini harus terus ditingkatkan menjadi sebuah kerja sama yang lebih konkret dalam menjaga keamanan dan keselamatan maritim di kawasan.
“Dalam konteks inilah, kita berharap komunitas Coast Guard yang telah menyatu dalam forum HACGAM untuk menyamakan pemikiran dan persepsi sekaligus mampu mengantisipasinya, serta bersama-sama dapat mengelola dan membangun arsitektur keamanan maritim regional yang lebih baik dan lebih responsif, agar setiap permasalahan dan kerawanan yang berkembang dapat tanggulangi secara optimal,” tandasnya.
Bagi Bakamla, masih kata Ari, ajang pertemuan ini merupakan kali keduanya setelah pada tahun 2009 juga menjadi tuan rumah kegiatan yang sama HACGAM ke-5 yang dilaksanakan di Hotel Kartika Plaza, Denpasar Bali, pada 27 Juli 2009 lalu. Saat itu acara yang diikuti perwakilan dari 18 negara.
Pada pertemuan tahun ini, jelasnya, selain kegiatan meeting yang dilaksanakan hari ini, dalam rangka meningkatkan kemampuan dan profesionalitas di jajaran pelaksana, besok tanggal 13 Oktober 2016 kami juga akan menggelar Joint Exercise unsur-unsur kapal Coast Guard di perairan Kepulauan Seribu Jakarta Utara, yang diikuti unsur-unsur kapal Coast Guard dari Jepang, India, dan Bakamla.
Pertemuan ke-12 HACGAM yang diketuai Deputi Kebijakan dan Strategi Bakamla RI Irjen Pol Satria Firdaus Maseo itu akan berlangsung hingga 14 Oktober mendatang.
Hajat tahunan ini diikuti para delegasi pimpinan Coast Guard dari 22 negara, yakni: Bangladesh, Brunei Darussalam, RRT, Hongkong, India, Indonesia, Australia, Filipina, Jepang, Kamboja, Korea, Laos, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Singapura, Sri Langka, Thailand, Vietnam, dan Maldives. Serta dihadiri juga oleh JICA dan ReCAAP sebagai observer.serta 2 badan observer yaitu The Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery against Ships in Asia (ReCAAP) dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Dalam sambutannya Luhut mengemukakan, mencermati perkembangan kondisi lingkungan strategis keamanan maritim kawasan Asia-Pasifik yang bergerak cukup dinamis, maka kerjasama antara negara-negara di tingkat kawasan menjadi sebuah hal yang sangat dibutuhkan agar tercipta kestabilitasan keamanan maritim dan kedamaian di kawasan Asia-Pasifik. “Melalui forum ini, diharapkan mampu meningkatkan komunikasi dan koordinasi sehingga isu-isu keamanan maritim di tingkat regional dapat ditangani secara efektif, efisien, dan sinergis,” katanya, “Oleh sebab itu, diperlukannya peran aktif negara-negara yang tergabung dalam HACGAM agar mampu berkontribusi terhadap peningkatan keamanan maritim regional,” tambah Luhut Panjaitan.
Sementara itu Kepala Badan Keamanan Laut RI (Kabakamla) Laksamana Madya TNI Ari Soedewo, S.E., M.H. menjelaskan, pertemuan ini merupakan momen paling penting untuk saling bertukar pikiran dan pandangan, sebagai ajang menyelaraskan pendapat, serta sebagai forum untuk mencari upaya dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan keamanan dan keselamatan kemaritiman. Ada 4 (empat) pilar yang akan dibahas dalam pertemuan, yaitu preventing and controlling unlawful acts at sea (pencegahan dan penanganan tindak pelanggaran hukum di laut), Search and Rescue (SAR), environmental protection (perlindungan terhadap lingkungan hidup perairan), serta capacity building: human resource development (peningkatan kapasitas sumber daya manusia).
Selain itu, lanjutnya, seiring meningkatnya teknologi dan tren kecenderungan global dimana pergerakan komoditas barang dan manusia dari satu negara ke negara lainnya melaui laut menjadi semakin cepat dan bebas (borderless world), maka laju pembuangan limbah padat, cair maupun gas CO2 dan gas-gas rumah kaca lainnya ke lingkungan laut terus melambung tinggi, sehingga membawa konsekwensinya pencemaran lingkungan semakin bertambah berat.
Dijelaskan pula oleh Ari, saat ini keamanan maritim sudah menjadi sebuah isu internasional. “Banyak kejahatan yang terjadi dan dilakukan di laut, oleh sebab itu sudah menjadi keharusan dan kewajiban kita semua untuk menjaga keamanan maritim baik di negara kita masing-masing maupun keamanan maritim di kawasan,” tegasnya.
Menurut Kabakamla terwujudnya keamanan dan keselamatan di laut merupakan hal mutlak yang harus diwujudkan oleh setiap negara di dunia. Secara universal, katanya, di dunia kegiatan menjaga keamanan dan keselamatan maritim suatu bangsa di laksanakan oleh suatu lembaga sipil yaitu Coast Guard, sehingga pertemuan-pertemuan antar lembaga Coast Guard seperti ini harus terus ditingkatkan menjadi sebuah kerja sama yang lebih konkret dalam menjaga keamanan dan keselamatan maritim di kawasan.
“Dalam konteks inilah, kita berharap komunitas Coast Guard yang telah menyatu dalam forum HACGAM untuk menyamakan pemikiran dan persepsi sekaligus mampu mengantisipasinya, serta bersama-sama dapat mengelola dan membangun arsitektur keamanan maritim regional yang lebih baik dan lebih responsif, agar setiap permasalahan dan kerawanan yang berkembang dapat tanggulangi secara optimal,” tandasnya.
Bagi Bakamla, masih kata Ari, ajang pertemuan ini merupakan kali keduanya setelah pada tahun 2009 juga menjadi tuan rumah kegiatan yang sama HACGAM ke-5 yang dilaksanakan di Hotel Kartika Plaza, Denpasar Bali, pada 27 Juli 2009 lalu. Saat itu acara yang diikuti perwakilan dari 18 negara.
Pada pertemuan tahun ini, jelasnya, selain kegiatan meeting yang dilaksanakan hari ini, dalam rangka meningkatkan kemampuan dan profesionalitas di jajaran pelaksana, besok tanggal 13 Oktober 2016 kami juga akan menggelar Joint Exercise unsur-unsur kapal Coast Guard di perairan Kepulauan Seribu Jakarta Utara, yang diikuti unsur-unsur kapal Coast Guard dari Jepang, India, dan Bakamla.
Labels:
BAKAMLA
Thanks for reading Bakamla RI Kumpulkan Pemimpin Coast Guard Se Asia . Please share...!